Yogyakarta: Hujan abu vulkanik Gunung Merapi, Jumat, menyelimuti Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga membuat jarak pandang terbatas, menyusul letusan gunung teraktif di Indonesia itu pada Kamis (4/11).
Jalan yang diselimuti abu berwarna cokelat kotor berketebalan dua centimeter tersebut saat dilewati kendaraan bermotor beterbangan, mengganggu penglihatan, dan membuat jarak pandang terbatas sehingga pengendara harus berjalan pelan-pelan.
Hujan abu vulkanik itu membuat aktivitas di kota ini terganggu karena Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta ditutup sementara, sekolah diliburkan, toko, dan warung tidak buka. "Suasana tidak memungkinkan untuk berjualan karena udara dipenuhi abu vulkanik," kata Sulaeman (45) penjual soto ayam di Yogyakarta.
Bahkan, semua warga di kota ini yang menjalan aktivitas di dalam maupun di luar rumah memakai pelindung mata, mantel untuk melindungi tubuh, dan masker agar jangan menghisap abu vulkanik gunung yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah itu.
Pemerintah Provinsi Daerah Istmewa Yogyakarta (DIY) mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap memakai masker dan pelindung mata seperti kacamata apabila beraktivitas di luar ruangan karena dikhawatirkan abu vulkanik terhirup dan mengganggu kesehatan.
Abu vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi tersebut mengandung silica dan sulfur oksida yang dapat membahayakan kesehatan apabila terhirup dalam jumlah yang cukup banyak.
Lereng Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Jumat, pukul 00.50 WIB dihujani kerikil setelah sebelumnya mengeluarkan suara gemuruh yang desertai getaran keras dan petir sehingga membuat para pengungsi ketakutan.
Suara gemuruh, getaran keras, dan petir menyambar yang langsung disusul hujan kerikil membuat ribuan pengungsi bergegas turun gunung teraktif di Indonesia itu untuk mencari tempat perlindungan yang aman.
Hal ini membuat ribuan pengungsi di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pakem, Turi, dan Cangkringan sedang menuruni lereng Merapi. Mereka mengenakan mobil, motor, dan kendaraan TNI. Relawan, TNI, polisi, dan petugas pemerintah setempat membantu mengevakuasi pengungsi.
Para pengungsi ini akan dipindahkan ke Stadion Maguwoharjo di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Kondisi jalan turunan menuju lokasi relokasi pengungsian padat.
Mobil yang membawa kalangan pengungsi harus bersabar karena pengungsi yang menggunakan kendaraan bermotor buru-buru. (Ant/ICH)
Sementara itu Korban tewas akibat sambaran awan panas Gunung Merapi hingga Jumat (5/11) pukul 08.45 WIB, bertambah menjadi 35 orang. Jenazah kini berada di Rumah Sakit Dokter Sardjito Yogyakarta di Sleman.
Sebagian besar berasal dari Desa Argomulyo, yaitu Dusun Bronggang dan Plumbon. Anggota Kedokteran Kepolisian Daerah DIY Syahrizal, mengatakan kemungkinan jumlah korban bisa bertambah mengingat ada sebagian lokasi yang belum bisa dijangkau akibat lahar masih panas
"Lahar yang masih panas bisa melimpah hingga ke bantaran sungai sehingga banyak menyebabkan korban. Banyak korban yang mungkin tidak terkena awan panas langsung tetapi terkena limpahan lahar," (Ant/RAS)
sumber: metrotvnews.com
infoinfo unik: yogyakarta diselimuti abu vulkanik
http://info-infounik.blogspot.com
Yogyakarta diSelimuti Abu Vulkanik
Written By Lingkar Dunia on Thursday, November 4, 2010 | 8:27 PM
Labels:
berita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment