Wednesday, November 23, 2011

Dr Warsito, ahli 'Tembus Pandang' dari Indonesia yang penemuannya dipakai NASA

"NASA has used ECVT technology in their research toward applications in imaging dielectric objects during space mission". Editorial, Industrial and Engineering Chemistry Research, 2009, 48(1),pp 2-3
Dr Warsito, ahli Tembus Pandang dari Indonesia yang penemuannya dipakai NASA

Melihat tembus pandang di zaman dulu hanya sebatas wacana. Bahkan, dihubungkan dengan ilmu klenik. Tapi di masa kini, dengan keandalan teknologi, hal itu bukan suatu yang mustahil. Berkat teknologi tomografi, kita bisa melihat suatu objek tanpa harus membuka penampangnya.

Inilah yang ditekuni Dr Warsito, ilmuwan senior bidang kimia dan biomolekuler Ohio State University, Amerika Serikat (AS).
Lelaki kelahiran Solo, 15 Mei 1967 ini telah mengembangkan tomografi volumetrik

Jakarta -- Teknologi ECVT (electrical capacitance volume tomography) yang dikembangkan Dr Warsito kini dipakai Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA. "Guna penerapan pada pemindaian obyek dielektrika pada saat misi antariksanya, " demikian tulis editorial jurnal Industrial and Engineering Chemistry Research edisi Januari 2009, yang diterbitkan oleh American Chemical Society.

ECVT adalah sistem pemindai berbasis medan listrik statis yang mampu menghasilkan citra obyek volumetrik dan real time (seketika). Teknologi ini telah dipatenkan oleh Dr Warsito, Center for Tomography Research (CTECH Labs) yang berpusat di Tangerang, bersama rekan kerja-samanya,Prof L.S. Fan dari Ohio State University.

NASA, dalam jurnalnya yang dipublikasikan di Measurement Science and Technology yang terbit di Inggris, menyatakan telah memanfaatkan teknologi ECVT untuk memindai keberadaan air di permukaan luar pelapis sistem pelindung panas pada dinding pesawat ulang-aliknya. Teknologi ECVT mampu menghasilkan citra volumetrik dan real time dari konsentrasi air yang terakumulasi pada dinding luar pesawat ulang-alik.

Material pelindung panas pada dinding luar pesawat ulang-alik biasanya terbuat dari bahan keramik yang sangat rentan terhadap akumulasi air pada permukaannya. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada dinding pesawat saat peluncuran akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi. Teknologi ECVT membantu mendeteksi keberadaan akumulasi air di dinding luar pesawat alang-alik untuk mencegah kerusakan selama misi ke antariksa.

Selama ini teknologi ECVT telah banyak membantu memahami karakter dan dinamika fluida multifase dalam berbagai macam proses dan reaktor kimia. Riset yang berkaitan dengan dinamika fluida dengan memanfaatkan teknologi ECVT telah dilaksanakan secara intensif di Ohio State University, University of Cambridge, dan Laboratorium Morgantown milik Departemen Energi Amerika Serikat. "Pemanfaatan teknologi ECVT untuk aplikasi di pesawat antariksa adalah yang pertama kali dilakukan oleh NASA," kata Warsito kepada Koran Tempo kemarin.

CTECH Labs memproduksi serta menyuplai sistem ECVT dan software yang dipakai di berbagai institusi riset tersebut. Jurnal Industrial and Engineering Chemistry Research juga menulis penemuan dan pengembangan teknologi ECVT telah memberikan pengaruh yang sangat besar di seluruh dunia dalam riset tomografi untuk proses industri.
http://clubbing.kapanlagi.com/threads/82823-Dr-Warsito-ahli-Tembus-Pandang-dari-Indonesia-yang-penemuannya-dipakai-NASA

No comments:

Post a Comment