Thursday, June 16, 2011

Lukisan Seorang Pembunuh Berantai yang Penuh Misteri

John Wayne Gacy Jr (1942-1994) dibesarkan oleh seorang ayah yang pemabuk yang gemar menyiksanya sejak dia masih kecil, pukulan bertubi-tubi sering menimpa John kecil. Saat dewasa, Gacy, seorang mahasiswa miskin dan drop out, menuju ke barat, Las Vegas untuk mencoba peruntungan.

http://s1.hubimg.com/u/82072_f520.jpg

Lalu Gacy kembali ke Chichago dan menyelesaikan kuliahnya disana, walau belum lulus SMU. Kemudian setelah menamatkan kuliahnya, Gacy pindah ke Illinois dan kemudian menikah dengan Marlynn Myers. Orang tua Marlynn memberi waralaba KFC, dan Gacy mengisi posisi manajer.

Ditengah kehidupan berkeluarga dan kesibukan kerjanya, rumor homoseksual Gacy mulai menyebar dan terkena tuduhan pelecehan seksual terhadap sejumlah bocah lelaki. Di tahun 1968, Gacy dihukum 10 tahun penjara di negara bagian Iowa. Istrinya kemudian menceraikannya.

Pada tahun 1970 dia dibebaskan untuk perilaku yang baik dan kembali hidup bersama ibunya. Dia menemukan pekerjaan sebagai koki dan membeli rumah, tapi pada Februari 1971 ia dituduh percobaan penyerangan oleh seorang anak muda.

Gacy menikah untuk kedua kalinya di bulan Juni 1972 dengan sorang wanita yang sudah dikenalnya sejak remaja, tapi sekali lagi ia berpaling ke pornografi dan mereka bercerai pada 1976.

Sekali lagi ia menemukan kehidupan sosial yang aktif. Dia menciptakan karakter badut Pogo dan memperagakannya di pesta-pesta, acara dan mengunjungi anak-anak di rumah sakit. Dia aktif dalam politik dan bahkan berfoto dengan istri Jimmy Carter Rosalynn.


Kisah Pembunuhan Berantai Dimulai

Namun perilaku buruk Gacy mulai kembali lagi, kini kisahnya adalah sebagai pembunuh berantai. Ruang bawah tanah rumahnya segera menjadi kuburan massal, Gacy yang kewalahan lantas membuang mayat-mayat itu ke sungai terdekat.

http://www.freeinfosociety.com/media/images/1135.jpg

Polisi yang mulai curiga kepadanya, memeriksa catatan kriminal dan mulai yakin bahwa Gacy adalah pelakunya. Polisi kemudian memeriksa rumahnya dan menemukan fakta-fakta mengerikan, yaitu di temukannya 27 mayat yang menjadi korban Gacy.

Sidang dimulai pada 6 Januari 1980 di Chicago dan kerabat korban memberikan bukti. Ada 60 saksi di persidangan. Seorang psikolog mengatakan dia menderita skizofrenia dan gila ketika dia melakukan pembunuhan, namun ia dinyatakan bersalah dan dihukum mati.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO_NLgEOGSmQxcd8xvHgcAh7C4gNwU26qAEF1xkwwL8w0OgmARqtU6dGTxq3VnRURCY7-V9BeGvJFz87mOJgF97h2-T60wnFa43dlaVUN7CQUYYFJrek6Z1vUIbh0uS6k_SR0SslvE7IQ/s1600/john-wayne-gacy-clown-pic.jpg

Dia akhirnya di eksekusi dengan suntik mati pada tanggal 9 Mei 1994. Setelah kematiannya rumah tempat mengubur korban-korban pembunuhan Gacy dihancurkan untuk mencegah pengunjung berdatangan  demi melihat tragedi mengerikan yang pernah terjadi disana.

Tanah sekitarnya pun dibersihkan, walaupun beberapa kali dicoba untuk ditanami rumput, namun hasilnya selalu mengecewakan. Rumput-rumput itu mati dan tanah pun sering mengeluarkan lumpur.


Lukisan, Karya Seni Gacy

Selama 14 tahun di penjara, Gacy membuat lukisan minyak, subjek favoritnya adalah badut. Lukisan-lukisannya termasuk gambar Putri Salju dan Tujuh kurcaci dan sesama pembunuh berantai Jeffrey Dahmer dan Ed Gein, yang juga memiliki “reputasi” di bidang seni.

Banyak lukisan Gacy yang dijual pada lelang setelah eksekusi. 19 yang disiapkan untuk penjualan, harga mulai dari $195 - $9.500. Beberapa orang membeli lukisan Gacy untuk menghancurkannya.

Api unggun di Naperville, Illinois pada Juni 1994 dihadiri oleh 300 orang, termasuk anggota keluarga dari sembilan korban yang menyaksikan pembakaran sekitar 25 lukisan.

















Dua lainnya dimiliki Museum Nasional Kejahatan termasuk “Baseball Hall of Fame”, ditandatangani oleh 46 anggota Baseball Hall of Fame termasuk Duke Snider, Willie Mays, Joe DiMaggio, Mickey Mantle, Ted Williams, Sandy Koufax, Yogi Berra, dan Roy Campanella. Presiden Richard Nixon juga menandatanganinya.

Sumber :
bentara.asia

No comments:

Post a Comment