Sungai Fraser di British Columbia, Kanada, merupakan kawasan tempat berhuninya lebih dari 100 spesies ikan salmon. Banyak di antara spesies itu sudah sangat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Sungai Fraser di British Columbia, Kanada, merupakan kawasan tempat berhuninya lebih dari 100 spesies ikan salmon. Banyak di antara spesies itu sudah sangat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Akibatnya, perubahan kecil sekalipun, misalnya pada temperatur air, aliran sungai, atau perubahan ketinggian menjadi malapetaka bagi mereka.
Tapi tidak demikian bagi Chilko salmon. Ia terbukti lebih tahan dibanding spesies salmon lainnya terhadap perubahan lingkungan dan perubahan iklim. Saat diamati, Chilko salmon, yang namanya diambil dari nama kawasan di mana mereka berkembang biak, mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Sebagai informasi, sungai Fraser, yang memiliki panjang sekitar 2 ribu kilometer saat ini suhunya sudah naik hingga 2 derajat dibandingkan dengan kondisi di tahun 1950-an dengan kondisi terburuk terjadi selama 20 tahun terakhir.
Menurut data University of British Columbia, jutaan ekor salmon bermigrasi ke hulu sungai untuk berkembang biak. Tetapi jumlahnya terus menurun sejak tahun 1990-an. Selain itu, siklus migrasi juga menjadi penyebab kematian alami di mana 40 sampai 95 persen ikan tewas.
“Perubahan iklim telah mengacaukan lingkungan sungai. Sejumlah populasi salmon tidak mampu segera beradaptasi sehingga mereka tidak dapat bertahan,” kata Erika Eliason, ketua tim peneliti dari University of British Columbia, seperti dikutip dari Cosmosmagazine.
Dari penelitian, saat temperatur air naik ke titik tertentu, kemampuan salmon untuk berenang menurun. Diperkirakan, kenaikan suhu air mengakibatkan menurunnya kemampuan sistem peredaran darah ikan. Lalu, apa yang menyebabkan Chilko salmon mampu bertahan?
“Kami yakin kemampuan Chilko salmon diakibatkan oleh kondisi migrasi mereka yang jauh lebih berat dibanding salmon lain,” kata Eliason.
Menurut peneliti, tiap spesies salmon mengikuti satu rute migrasi tetap dari sejumlah rute migrasi yang memiliki perbedaan jarak, temperatur, ketinggian, dan arus air. Sebagian spesies mengambil jalur mudah, namun jalur yang diambil Chilko salmon sangat sulit.
Chilko salmon harus berenang dengan jarak lebih dari 650 kilometer, naik dengan ketinggian 1 kilometer, dan melewati kawasan yang disebut sebgai Hell’s Gate di mana sungai mengalir deras melalui kawasan yang menyempit hingga hanya seleber 35 meter.
Selain terbiasa menempuh rute ekstrim, Chilko juga ternyata kurang terpengaruh terhadap perubahan temperatur dan perubahan lingkungan lain. Tidak seperti Weaver salmon yang sangat sensitif.
Dari penelitian lebih lanjut, diketahui bahwa Chilko memiliki jantung paling besar dan sistem cardio-respiratory yang jauh lebih kuat dibanding seluruh spesies ikan yang diamati peneliti.
“Chilko mampu berenang pada variasi temperatur yang lebih tinggi dibanding salmon lain di sungai tersebut,” kata Eliason.
“Kami berkesimpulan bahwa kemampuan ini disebabkan karena mereka mampu beradaptasi untuk mengatasi jalur migrasi mereka yang sulit. Untuk itu kami menyebutnya sebagai ikan super”, ucapnya.
Sumber :
teknologi.vivanews.com
Akibatnya, perubahan kecil sekalipun, misalnya pada temperatur air, aliran sungai, atau perubahan ketinggian menjadi malapetaka bagi mereka.
Tapi tidak demikian bagi Chilko salmon. Ia terbukti lebih tahan dibanding spesies salmon lainnya terhadap perubahan lingkungan dan perubahan iklim. Saat diamati, Chilko salmon, yang namanya diambil dari nama kawasan di mana mereka berkembang biak, mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Sebagai informasi, sungai Fraser, yang memiliki panjang sekitar 2 ribu kilometer saat ini suhunya sudah naik hingga 2 derajat dibandingkan dengan kondisi di tahun 1950-an dengan kondisi terburuk terjadi selama 20 tahun terakhir.
Menurut data University of British Columbia, jutaan ekor salmon bermigrasi ke hulu sungai untuk berkembang biak. Tetapi jumlahnya terus menurun sejak tahun 1990-an. Selain itu, siklus migrasi juga menjadi penyebab kematian alami di mana 40 sampai 95 persen ikan tewas.
“Perubahan iklim telah mengacaukan lingkungan sungai. Sejumlah populasi salmon tidak mampu segera beradaptasi sehingga mereka tidak dapat bertahan,” kata Erika Eliason, ketua tim peneliti dari University of British Columbia, seperti dikutip dari Cosmosmagazine.
Dari penelitian, saat temperatur air naik ke titik tertentu, kemampuan salmon untuk berenang menurun. Diperkirakan, kenaikan suhu air mengakibatkan menurunnya kemampuan sistem peredaran darah ikan. Lalu, apa yang menyebabkan Chilko salmon mampu bertahan?
“Kami yakin kemampuan Chilko salmon diakibatkan oleh kondisi migrasi mereka yang jauh lebih berat dibanding salmon lain,” kata Eliason.
Menurut peneliti, tiap spesies salmon mengikuti satu rute migrasi tetap dari sejumlah rute migrasi yang memiliki perbedaan jarak, temperatur, ketinggian, dan arus air. Sebagian spesies mengambil jalur mudah, namun jalur yang diambil Chilko salmon sangat sulit.
Chilko salmon harus berenang dengan jarak lebih dari 650 kilometer, naik dengan ketinggian 1 kilometer, dan melewati kawasan yang disebut sebgai Hell’s Gate di mana sungai mengalir deras melalui kawasan yang menyempit hingga hanya seleber 35 meter.
Selain terbiasa menempuh rute ekstrim, Chilko juga ternyata kurang terpengaruh terhadap perubahan temperatur dan perubahan lingkungan lain. Tidak seperti Weaver salmon yang sangat sensitif.
Dari penelitian lebih lanjut, diketahui bahwa Chilko memiliki jantung paling besar dan sistem cardio-respiratory yang jauh lebih kuat dibanding seluruh spesies ikan yang diamati peneliti.
“Chilko mampu berenang pada variasi temperatur yang lebih tinggi dibanding salmon lain di sungai tersebut,” kata Eliason.
“Kami berkesimpulan bahwa kemampuan ini disebabkan karena mereka mampu beradaptasi untuk mengatasi jalur migrasi mereka yang sulit. Untuk itu kami menyebutnya sebagai ikan super”, ucapnya.
Sumber :
teknologi.vivanews.com
0 comments:
Post a Comment