Baru-baru ini, tulang belulang 80 kuda digali dari lubang makam bagian bawah Kekaisaran Wudi, yang hidup lebih dari 2000 tahun pada masa Dinasti Han.
Baru-baru ini, tulang belulang 80 kuda digali dari lubang makam bagian bawah Kekaisaran Wudi, yang hidup lebih dari 2000 tahun pada masa Dinasti Han.
Penemuan tersebut menghidupkan lagi sebuah legenda tentang kuda ‘berkeringat darah’ di China Kuno, dalam laporan yang dikutip Hinhua.
Cerita Wudi mengenai "Silk Road" dan kuda "berkeringat darah" telah menjadi legenda dalam budaya China dan banyak orang tertarik dengan kuda legendaris yang telah lama hilang.
Yang Wuzhan, seorang arkelog yang mengambil bagian dalam penggalian makam Kaisar Wudi, mengatakan bahwa pada saat melakukan penggalian dua lubang makam pada September 2009 lalu, tim mereka mendapat 40 tulang-telulang kuda.
Dari hasil laboratorium terhadap fosil tersebut, dikonfirmasi ternyata semuanya adalah kuda laki-laki dewasa. "Para ilmuwan akan segera melakukan tes DNA berharap untuk menentukan gen dari kuda itu," kata Wuzhan seperti dilansir dari People Daily.
Temuan tersebut bakal menghidupkan kembali legenda Cina berabad-abad tentang kuda berkeringat darah misterius dari Asia Tengah.
"Legenda mengenai kuda itu sudah lama menghilang, sejak Kaisar Wudi menawarkan hadiah besar dan kuat bagi siapa saja yang bisa menemukan kuda ras misterius 'berkeringat darah' yang disebut-sebut telah menjelajahi Asia Tengah, tetapi jarang terlihat di China," jelas Wuzhan.
Hari ini, kuda itu diidentifikasi sebagai Akhal-Teke, salah satu keturunan kuda tertua di dunia dan paling unik.
Dalam catatan Cina, Kaisar Wudi menulis bahwa kuda tersebut berkembang biak. Dalam sebuah puisi ia menulis tentang -Akhal Teke, merupakan "kuda surga."
Kuda tersebut dikenal memiliki daya tahan kecepatan dan keringat dari cairan darah seperti seperti gallops. Hal ini juga diyakini sebagai kuda yang ditunggangi oleh Genghis Khan (1167-1227).
Kaisar Wudi dikenal karena telah membuka Silk Road, sebuah jalur perdagangan kuno yang menghubungkan Asia dan Eropa. Pembangunan makam kaisar tersebut dimulai pada 139 SM, setahun setelah ia bertakhta di usia 16 tahun. Dan dibutuhkan waktu selama 53 tahun untuk membangunnya.
Makam tersebut memiliki lebih dari 400 lubang pengorbanan, lebih dari makam Qin Shihuang, "kaisar pertama" dari China.
Sumber :
dapunta.com
Penemuan tersebut menghidupkan lagi sebuah legenda tentang kuda ‘berkeringat darah’ di China Kuno, dalam laporan yang dikutip Hinhua.
Cerita Wudi mengenai "Silk Road" dan kuda "berkeringat darah" telah menjadi legenda dalam budaya China dan banyak orang tertarik dengan kuda legendaris yang telah lama hilang.
Ilustrasi
Yang Wuzhan, seorang arkelog yang mengambil bagian dalam penggalian makam Kaisar Wudi, mengatakan bahwa pada saat melakukan penggalian dua lubang makam pada September 2009 lalu, tim mereka mendapat 40 tulang-telulang kuda.
Dari hasil laboratorium terhadap fosil tersebut, dikonfirmasi ternyata semuanya adalah kuda laki-laki dewasa. "Para ilmuwan akan segera melakukan tes DNA berharap untuk menentukan gen dari kuda itu," kata Wuzhan seperti dilansir dari People Daily.
Temuan tersebut bakal menghidupkan kembali legenda Cina berabad-abad tentang kuda berkeringat darah misterius dari Asia Tengah.
"Legenda mengenai kuda itu sudah lama menghilang, sejak Kaisar Wudi menawarkan hadiah besar dan kuat bagi siapa saja yang bisa menemukan kuda ras misterius 'berkeringat darah' yang disebut-sebut telah menjelajahi Asia Tengah, tetapi jarang terlihat di China," jelas Wuzhan.
Hari ini, kuda itu diidentifikasi sebagai Akhal-Teke, salah satu keturunan kuda tertua di dunia dan paling unik.
Dalam catatan Cina, Kaisar Wudi menulis bahwa kuda tersebut berkembang biak. Dalam sebuah puisi ia menulis tentang -Akhal Teke, merupakan "kuda surga."
Kuda tersebut dikenal memiliki daya tahan kecepatan dan keringat dari cairan darah seperti seperti gallops. Hal ini juga diyakini sebagai kuda yang ditunggangi oleh Genghis Khan (1167-1227).
Kaisar Wudi dikenal karena telah membuka Silk Road, sebuah jalur perdagangan kuno yang menghubungkan Asia dan Eropa. Pembangunan makam kaisar tersebut dimulai pada 139 SM, setahun setelah ia bertakhta di usia 16 tahun. Dan dibutuhkan waktu selama 53 tahun untuk membangunnya.
Makam tersebut memiliki lebih dari 400 lubang pengorbanan, lebih dari makam Qin Shihuang, "kaisar pertama" dari China.
Sumber :
dapunta.com
No comments:
Post a Comment